Friday, November 5, 2010

jika ini cinta...

"... Jika suatu hari kau temukan cinta, jangan kau terima sebelum kau tersiksa dan terlunta-lunta olehnya."

Kenapa?

"... Karena itu memang jalannya."

Haruskah dengan derita baru bisa menemukan cinta?

"... Setidaknya, begitulah aku pernah mengalaminya. Dalam lebur penantian yang tersia-sia, dalam gelisah yang menguras logika, dalam belitan asa yang menciumi puncak pengharapan membabi buta."

Dan akhirnya?

"... Tak juga kutemukan cinta."

Kurang dalamkah kau tersiksa atau...?

"... Sepertinya. Penantian, gelisah, dan gunung asa yang kualamatkanuntuk satu nama, ternyata masih menyisakan pamrih dalam alurnya. Aku berharap ia membalas cintaku. Itu pamrihku. Padahal, itu tidak mesti kulakukan. Cinta mesti kubangun tanpa syarat, tanpa imbalan apa-apa."

Lalu, untuk apa aku tetap menanti?

"... Karena setidaknya, bisa mencintai meski tak berbalas, itu adalah sebuah anugerah tak terhingga. Bisa mencintai saja, telah cukup buatku"

by_Moammar Emka2

Detik yang kuratapi, menjepit segala ruang yang kusinggahi.
Beribu catatan tentang cinta dan penantian yang kualamatkan untuk satu nama, telah sampai pada titik penghabisan. Tak ada lagi celah untuk pengecualian.

Segala dalil untuk membuatku kembali menghunus damba, kuingkari dengan membiarkan kecewa dan laraku mengendap dalam emosi yang membara. Membunuh rindu untuk bangkit lagi. Menenggelamkan janji setia pada altar tak berpenghuni.

Yang kulihat hanya bayangan kesepian mencekik.
Mengulum warasku, tak bersisa. Yang kudekap hanya kesendirian diatas jejak kenangan menyakitkan.

Kemana kan kubawa duka yang bertahta ini?
Berlindung tak ada payung yang membentang, menangis tak ada sandaran.
Lembap udara yang berembus, mengundang debu merangkul nelangsaku.
Memungut serpihan cinta yang mulai menghilang ditelan senja kala.

Masih adakah sejumput bahagia menjelma? Aku masih saja mengasah mimpi menjadi nyata. Mendulang ilusi dengan sia-sia. Mendesahkan harapan yang tersisa tanpa selera.
Bisu membungkam maya. Rebah kaku dengan tatapan mata yang terus menua. Dan aku tak tahu, dimana kini aku berada...

by_Moammar Emka

Saatnya, rebah khusyuk dalam doa untuk cinta yang kubela :

" Tuhan, aku setia menimang-nimang cinta satu-satunya.
Pada beningnya hati, milikmu, yang tak beriak.
Selalu memantulkan cahaya biru dan kubisa bercermin darinya.
Hanya tampak wajahku yang mulai layu.

Tertebas segulung mimpi indah yang belum menjamah nyata.
Mengais satu demi satu, sisi jiwanya yang entah bersembunyi di mana.
Sejauh mata melihat, hanya teduh mata air-nya.
Selebihnya, aku tak tahu di mana kau simpan cintamu.

Tapi, aku tetap menimang-nimang dambaku.
Siapa tahu, suatu hari nanti bisa bertemu dan bersatu.
Seperti malam ini, setidaknya ada tatap mata
Dan senyum lugunya yang mendamaikan lelahku.

Terima kasih Tuhan, untuk karunia-Mu
Dan semoga dambaku ini, bukan damba semu"