Saturday, January 30, 2010

:: PRinSiP KeTenAngAN ::

" Sesungguhnya semua ajal telah dituntaskan ketetapannya dan sesungguhnya segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam qadha' dan qadar. Untuk itu, tiada gunanya seorang hamba kecewa dan bersedih terhadap apa yang telah tejadi.
Sesungguhnya rizki semua makhluk berada di langit. Tiada seorang pun yang memilikinya, tiada suatu kaum pun yang mengaturnya, dan tiada seorang manusia pun yang dapat mencegahnya.
Sesungguhnya masa silam dengan segala kesusahan dan kegelisahannya telah berlalu. Semuanya telah habis dan tidak akan terulang kembali, meskipun seluruh dunia bersatu padu untuk mengembalikannya. Sesungguhnya masa depan masih ada di alam ghaib, belum tiba saatnya sekarang dan belum diperkenankan bagimu. Oleh karena itu, tiada gunanya engkau mendatangkannya karena ia akan hadirnya dengan sendirinya.
Sesungguhnya berbuat bajik kepada orang lain akan membuat hati pelakunya menjadi senang dan dadanya menjadi lapang , karena kebajikan itu justru akan menganugerahkan kepada pelakunya keberkatan, pahala, imbalan, dan ketenangan yang jauh lebih besar daripada pihak yng dibajiki olehnya."

Termasuk pekerti khas seorang mukmin adalah tidak menggubris kritikan yang melampaui batas lagi zhalim, karena tiada seorang pun yang terbebas dari umpatan dan cacian. Bahkan Allah sendiri, Tuhan semesta alam yang memiliki segala kesempurnaan, kemuliaan dan keindahan lagi maha suci semua asma Nya, tidak terlepas dari umpatan dan cacian.

Buat apa menghabiskan air mata terhadap apa yang terjadi
dan membiarkan hati di kecam gelisah
Serakan saja semuanya kepada Tuhan Yang Maha Agung
karena bila seorang pasrah
akan terbuka dengan sendirinyalah jalan keluarnya

Monday, January 25, 2010

"Jadilah Diri Kamu Sendiri"

Jangan kamu meniru kepribadian orang lain, karena hal itu akan menyengsarakan diri kamu sendiri. Jadilah diri kamu sendiri, niscaya bakat dan kemampuan kamu akan berkembang dengan dengan pesat. Demikianlah karena sejak Adam hingga manusia yang terakhir nanti diciptakan oleh Allah, tidak ada seorang pun yang sama dengan yang lain dalam banyak hal. Kepala boleh sama hitam tetapi buah pikiran berbeda-beda.

" Bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya, karenanya, berlomba-lombalah kalian (dalam berbuat) kebaikan. "(QS.2:148)

Thursday, January 14, 2010

3x8=23, Nice Story from Mauritsalbert's blog

Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik.

Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang.

Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.

Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?”
“Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3×8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi”.
Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan”.

Yan Hui: “Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?”

Pembeli kain: “Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?”

Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu”.

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius.

Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia.”

Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.

Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.

Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya.

Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.

Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : “Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh.”

Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang. Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.
Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya.
Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya.
Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh.
Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: “Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?”
Confusius berkata: “Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon.
Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh”.

Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.”

Confusius bilang: “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu.
Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?”

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.”

Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

Cerita ini mengingatkan kita: Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya. Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting. Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat.
Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.

Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Saat kita kasih sample barang lagi, kita akan mengerti)

Bersikeras melawan boss. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Saat penilaian bonus akhir tahun, kita akan mengerti)

Bersikeras melawan suami. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (suami jadi tidak betah di rumah)

Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Bisa-bisa kita kehilangan seorang teman).

Tuesday, January 12, 2010

_Resapi dan Hayati_

Aku belajar, bahwa aku tidak dapat memaksakan orang lain untuk mencintaiku, tetapi hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang aku cintai...

Aku belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya...

Aku belajar, bahwa orang yang aku kira ingin berbuat jahat adalah orang yang justru membangkitkan semangat hidupku kembali serta yang begitu memberi perhatian kepadaku...

Aku belajar, bahwa sahabat terbaik bersamaku dapat melakukan banyak hal dan kami selalu memiliki waktu terbaik...

Aku belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh dan beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati...

Aku belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukan perhatian seperti yang aku inginkan bukan berarti dia tidak mencintaiku...

Aku belajar, bahwa sebaik-baiknya kekasih dia pasti pernah melukai perasaanku dan untuk itu aku harus memaafkannya...

Aku belajar, bahwa aku harus mengampuni diri sendiri dan orang lain jika tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus...

Aku belajar, bahwa tidak masalah seburuk apapun patah hati itu, karena dunia tidak akan pernah berhenti hanya karena kesedihan yang aku alami...

Aku belajar, bahwa aku tak dapat merubah orang yang aku sayangi tapi semua itu tergantung dari diri mereka sendiri...

Aku belajar, bahwa lingkungan sekitar dapat mempengaruhi pribadiku tetapi aku harus bertanggung jawab atas apa yang sudah aku lakukan...

Dan aku belajar, untuk selalu memberikan cinta yang terbaik, walaupun jalan yang ditempuh begitu berliku, karena ku yakin semua akan terbalaskan nanti...

Dan akupun belajar untuk selalu sabar menunggumu, disini...

Monday, January 11, 2010

_ Berhati-hatilah terhadap keputusasaan dan kegagalan_

"Kejadian-kejadian, walaupun yang menimpamu hanyalah keburukannya, namun ia pula yang menyadarkanmu betapa nikmatnya kenikmatan"

Seorang pemuda dipenjara, namun ibunya tidak memiliki anak selain dirinya. Ibu itu tak dapat memejamkan mata, kesedihan meliputinya, dan dia menangis sejadi-jadinya sampai dia bosan sendiri. Kemudian Allah mengilhaminya petunjuk dengan kalimat "La haula wala quwwata illa billahi (Tiada daya dan upaya melainkan dengan kekuatan Allah)"
Dia mengulang-ulang kalimat agung ini, kalimat yang merupakan perbendaharaan diantara perbendaharaan surga. Beberapa hari kemudian, setelah nyaris putus asa menanti keluarnya sang anak dari penjara, tiba-tiba anaknya datang mengetuk pintu. Dia pun diliputi oleh kesenangan dan sukacita. Itulah balasan orang yang bergantung kepada Tuhannya, memperbanyak doa kepada-Nya, dan menyerahkan urusannya kepada-Nya. Oleh karena itu, hendaklah kamu memperbanyak kalimat yang agung ini.
Inilah kalimat agung yang didalamnya terdapat rahasia kebahagiaan dan keberuntungan. Perbanyaklah kalimat itu dan dengannya pula, halaulah segala bulir-bulir kegalauan, lembaran-lembaran kesedihan, dan daftar-daftar kesengsaraan. Berbahagialah dengan datangnya kesenangan dari Allah dan tibanya jalan keluar yang sudah dekat. Jangan sekali-kali kamu berputus asa atau berpangku tangan dengan kegagalan, karena sesungguhnya tiada satu pun kesempitan melainkan sesudahnya datang kelapangan, tiada satu pun kesulitan melainkan sesudahnya ada kemudahan. Itulah ketentuan yang berlaku pasti dan peraturan yang telah ditetapkan. Jadi, berbaik sangkalah selalu kepada Allah, bertawakallah kepada-Nya, memohonlah kepada-Nya dan nantikanlah jalan keluar dari-Nya.

"Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman"

From: Menjadi wanita paling bahagia di dunia_ DR.Aidh bin Abdullah Al-Qar ni, M.A
Penulis buku Don't Be Sad (La-Tahzan)

Tuesday, January 5, 2010

_New Comer_

Hi...
Iseng2 buat blog, walaupun ga ngerti, gaptek, tp asal dicoba n blajar gw yakin lama2 bisa (menghibur diri sdri mode:on).

Jd untuk pertama sekian dulu, masih memikirkan apa2 aja yg mau di post :D